Senin, 13 Oktober 2014

Pengendalian Vektor



    1.  Surveilans vektor penyakit
           Informasi vektor penyakit mencakup :
a.      Keberadaan vektor penyakit dan bionomik
b.      Kuantifikasi tingkat kepadatn dan atau kontak antara manusia dengan vector penyakit
c.       Keberadaan dan penyebaran organisme (parasit/bakteri/virus) pada vektor penyakit tsb
d.      Tingkat kesakitan penyakit yang ditularkan vektor penyakit
e.      Status kerentanan vektor penyakit dan reservoir 

  1. Proteksi diri terhadap vektor penyakit Adalah upaya perlindungan diri sendiri,keluarga atau sekelompok orang yang tinggal atau bekerja bersama vektor penyakit. Termasuk dalam tindakan ini adalah pencegahan terjadinya kontak antara tubuh dengan vektor penyakit dan tindakan untuk mencegah masuk, singgah dan berkembang biaknya vektor penyakit di dalam atau di sekitar rumah Kegiatan ini umumnya sederhana serta tidak mahal dan sering kali dapat dilakukan oleh masyarakat tanpa bantuan petugas kesehatan 
  1. Sanitasi Lingkungan mencakup pengelolaan sampah, limbah cair, termasuk tinja dan sanitasi rumah yang ditujukan untuk mencegah kehadiran vektor penyakit.
  1. Manipulasi lingkungan  Adalah suatu upaya pengelolaan lingkungan yang meliputi kegiatan yang terencana yg bertujuan untuk mengubah kondisi sementara yang tidak menguntungkan bagi perkembang biakan vektor penyakit pada habitatnya sebagai contoh adalah : pembersihan tanaman, peneduhan dan pengeringan rawa
  1. Modifikasi Lingkungan  Adalah upaya pengelolaan lingkungan yang meliputi perubahan fisik yang bersifat permanen terhadap lahan, air dan tanaman yang bertujuan untuk mencegah, menghilangkan atau mengurangi habitat vektor penyakit tanpa menyebabkan terganggunya kualitas lingkungan hidup manusia. Termasuk kegiatan ini adalah drainase, penimbunan tempat perindukan vektor penyakit berupa genangan air
     6.  Pengendalian Vektor penyakit secara Biologis Adalah pemanfaatan organisme hidup atau produknya
          untuk mengendalikan vektor penyakit, termasuk dalam organisme ini adalah virus, bakteri, protozoa,
                  jamur, tanaman parasit, predator dan ikan

  1. Pengendalian Secara Kimiawi Adalah pengendalian vektor penyakit dengan menggunakan pestisida baik berupa racun, penolak (repellen) maupun hormon pengatur pertumbuhan 
  1. Pembinaan Masyarakat Adalah upaya intervensi terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat agar sadar, mau dan mampu mengendalikan vektor penyakit sehingga resiko kesehatan yang ditimbulkan oleh vektor penyakit dapat ditekan serendah-rendahnya. Pembinaan masyarakat disini termasuk pembinaan terhadap dunia usaha yang menyelenggarakann pengendalian vektor penyakit baik dalam bentuk bimbingan maupun pelatihan 
 
Coba anda jelaskan bagaimana cara pengendalian vector nyamuk DBD yang efektif mengingat saat ini kasus DBD masih tinggi!

36 komentar:

  1. Selain pemberantasan vektor nyamuk Aedes aegypti melalui fogging, pemberantasan jentik juga merupakan upaya pencegahan yang dapat dilakukan. Dalam pemberantasan jentik dikenal dengan istilah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang terdiri dari 3M (Menguras, Menutup, Mengubur), larvasida (serbuk abate), memelihara ikan pemakan jentik. Insektisida hanya mampu membunuh nyamuk dewasa, sedangkan telur-telur dan jentik nyamuk yang biasa menempel pada wadah seperti bak mandi dapat dibasmi dengan menyikat/membersihkan bak mandi. Tidak hanya di lingkungan, upaya PSN ini pun sudah digalakan di sekolah-sekolah dengan mengadakan program antar sekolah. Nyamuk Aedes aegypti sudah semakin pintar. Sekarang tidak hanya berkembang di genangan air tapi juga bisa bertahan di tempat kering dan sulit dijangkau. Kerjasama pemerintah dan masyarakat penting untuk membebaskan Indonesia dari DBD. Para dokter mengusulkan 3M++, plus pertama yaitu penyemprotan dan plus kedua dengan pemakaian losion anti nyamuk

    BalasHapus
  2. Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk aides aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat baik secara lingkungan, biologis maupun secara kimiawi akan tetapi
    Cara yang paling mudah namun efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara diatas yang sering kita sebut dengan istilah 3M plus yaitu dengan menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali serta menimbun sampah-sampah dan lubang-lubang pohon yang berpotensi sebagai tempat perkembangan jentik-jentik nyamuk. Selain itu juga dapat dilakukan dengan melakukan tindakan plus seperti memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk, menur larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, memasang kelabu, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik nyamuk secara berkala serta tindakan lain yang sesuai dengan kondisi setempat.

    BalasHapus
  3. salah satu cara pengendalian vector nyamuk DBD yang efektif yang bisa kita lakukan adalaha rajin membersihkan tempat air tergenang, misalnya bak kamar mandi. Membersihkan dapat dilakukan seminggu dua kali. Fase larva dapat diperangi dengan larvasida, atau dikenal dengan abate. Pengkabutan atau fogging bisa membasmi nyamuk dewasa. Nyamuk dewasa juga bisa dihalau dengan insektisida berbentuk lotion atau spray.
    Langkah Menguras, Menutup, dan Menutup (3 M) tidak boleh dilupakan.
    Langkah 3 M ini dilakukan untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Apabila perlu, masyarakat dapat mengganti bak mandi menjadi shower untuk meminimalisir kesempatan nyamuk bertelur.
    Masyarakat juga dapat menggunakan insektisida sebagai upaya menghalau gangguan nyamuk pada malam hari. Namun pentingnya menjaga aturan pemakaian pada label pembasmi nyamuk. Hal ini untuk mengurangi residu dan menjaga nyamuk tidak resisten terhadap insektisida. Aturan pemakaian juga harus ditaati untuk menghindari masyarakat dari risiko keracunan obat pembasmi nyamuk.

    BalasHapus
  4. Ima Yustitia, 14410028P, Hadir

    Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk aides aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat baik secara lingkungan, biologis maupun secara kimiawi yaitu:
    1. Lingkungan
    Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.
    PSN pada dasarnya merupakan pemberantasan jentik atau mencegah agar nyamuk tidak berkembang tidak dapat berkembang biak. Pada dasarnya PNS ini dapat dilakukan dengan:
    • Menguras bak mandi dan tempat-tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali,. Ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa perkembangan telur agar berkembang menjadi nyamuk adalah 7-10 hari.
    • Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum, dan tempat air lain dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada tempat-tempat tersebut.
    • Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung setidaknya seminggu sekali.
    • Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang-barang bekas terutama yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik nyamuk, seperti sampah kaleng, botol pecah, dan ember plastik.
    • Munutup lubang-lubang pada pohon terutama pohon bambu dengan menggunakan tanah.
    • Membersihkan air yang tergenang di atap rumah serta membersihkan salurannya kembali jika salurannya tersumbat oleh sampah-sampah dari daun.
    2. Biologis
    Pengendalian secara biologis adalah pengandalian perkambangan nyamuk dan jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan. seperti memelihara ikan cupang pada kolam atau menambahkannya dengan bakteri Bt H-14
    3. Kimiawi
    Pengendalian secara kimiawi merupakan cara pengandalian serta pembasmian nyamuk serta jentiknya dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Cara pengendalian ini antara lain dengan:
    • Pengasapan/fogging dengan menggunakan malathion dan fenthion yang berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan Aides aegypti sampai batas tertentu.
    • Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain.
    Cara yang paling mudah namun efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara diatas yang sering kita sebut dengan istilah 3M plus yaitu dengan menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali serta menimbun sampah-sampah dan lubang-lubang pohon yang berpotensi sebagai tempat perkembangan jentik-jentik nyamuk. Selain itu juga dapat dilakukan dengan melakukan tindakan plus seperti memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk, menur larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, memasang kelabu, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik nyamuk secara berkala serta tindakan lain yang sesuai dengan kondisi setempat.
    Pemberantasan Sarang Nyamuk
    PSN merupakan tindakan untuk memutus mata rantai perkembangan nyamuk.

    BalasHapus
  5. bisa dengan melakukan beberapa hal yaitu
    1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
    2. Pemasangan Ovietrap
    adalah memasang perangkap telur nyamuk, dengan meletakan
    tempat penampungan air di dalam maupun di luar rumah, dan
    membuang/mengganti airnya seminggu sekali.
    3. Pengendalian Biologi
    Menggunakan ikan predator larva, contoh ikan cupang
    4. Pengendalian Kimia
    Menggunakan bahan kimia, seperti fogging, abate dan insektisida
    rumah tangga (racun bakar atau semprot)

    BalasHapus
  6. Sejak dulu tidak ada yang berubah dengan bionomik atau
    perilaku hidup nyamuk Aedes aegypti sehingga teknologi
    pemberantasannya pun dari dulu tidak berubah. upaya
    pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD peran
    masyarakat sangat besar, sehingga boleh dikatakan
    persentasenya lebih dari 90% dari keseluruhan upaya
    pemberantasan penyakit DBD. Dan upaya tersebut sangat
    berkaitan dengan faktor perilaku dan faktor lingkungan.
    Masyarakat juga dapat berperan dalam upaya
    pemberantasan vektor yang merupakan upaya paling
    penting untuk memutuskan rantai penularan dalam rangka
    mencegah dan memberantas penyakit DBD muncul di masa
    yang akan datang.
    Dalam upaya pemberantasan vektor tersebut antara lain
    masyarakat dapat berperan secara aktif dalam
    pemantauan jentik berkala dan melakukan gerakan
    serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
    PSN secara umum adalah melakukan gerakan 3M yaitu
    menguras bak air, menutup tempat yang mungkin menjadi
    sarang berkembang biak nyamuk, mengubur barang-
    barang bekas yang bisa menampung air. Di tempat
    penampungan air seperti bak mandi diberikan insektisida
    yang membunuh larva nyamuk seperti abate. Ini bisa
    mencegah perkembangbiakan nyamuk selama beberapa
    minggu, tapi pemberiannya harus diulang setiap periode
    waktu tertentu.
    Dengan demikian gerakan PSN dengan 3M Plus yaitu
    menguras tempat-tempat penampungan air minimal
    seminggu sekali atau menaburinya dengan bubuk abate
    untuk membunuh jentik nyamuk. Menutup rapat-rapat
    tempat penampungan air agar nyamuk Aedes aegipty tidak
    bisa bertelur. Mengubur dan membuang barang-barang
    bekas seperti ban bekas, kaleng bekas yang dapat
    menampung air hujan.
    Pemberantasan DBD akan berhasil dengan baik jika upaya
    PSN dengan 3M Plus dilakukan secara sistematis, terus-
    menerus berupa gerakan serentak, sehingga dapat
    mengubah perilaku masyarakat dan lingkungannya ke arah
    perilaku dan lingkungan yang bersih dan sehat, tidak
    kondusif untuk hidup nyamuk Aedes aegypti.
    Berbagai gerakan yang pernah ada di masyarakat seperti
    Gerakan Disiplin Nasional (GDN), Gerakan Jumat Bersih
    (GJB), Adipura, Kota Sehat dan gerakan-gerakan lain
    serupa dapat dihidupkan kembali untuk membudayakan
    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

    BalasHapus
  7. Pada dasarnya metode pengendalian vektor DBD yang paling efektif adalah dengan melibatkan peran serta masyarakat (PSM). Sehingga berbagai metode pengendalian vektor cara lain merupakan upaya pelengkap untuk secara cepat memutus rantai penularan.
    Berbagai metode PengendalianVektor (PV) DBD, yaitu:
    a. Kimiawi
    b. Biologi
    c. Manajemen lingkungan
    d. Pemberantasan Sarang Nyamuk/PSN
    e. Pengendalian Vektor Terpadu (Integrated Vector Management/IVM)
    yang paling dikenal masyarakat adalah 3M yaitu (1) menguras, (2) menutup, dan (3) mengubur potensi sarang nyamuk Aedes Sp.

    BalasHapus
  8. Upaya yg efektif dalam pengndalian vector nyamuk DBD adalah : Dengan cara membasmi jentik nyamuk DBD ( Aedes aegypti ) seperti : 1. Menguras tempat penampungan air secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali. 2. menutup rapat-rapat tempat penampungan air. 3. mengubur barang-barang yg dapat menapung air seperti : kaleng-kaleng bekas,pelastik bekas dlln. 4.memelihara ikan cupang pemakan jentik nyamuk didalam bak penampungan air. 5. menaburkan bubuk abate kedalam bak penampungan air. 6. melakukan penyemprotan massal didaerah yg endemis sebelum musim penularan.

    BalasHapus
  9. Di musim pancaroba ini, sangat rentan dengan penyakit dbd oleh sebab itu masyarakat harus lebih waspada untuk menanggulangi penyakit dbd tersebut. Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk aides aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat baik secara lingkungan, biologis maupun secara kimiawi akan tetapi
    Cara yang paling mudah namun efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara diatas yang sering kita sebut dengan istilah 3M plus yaitu dengan menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali serta menimbun sampah-sampah dan lubang-lubang pohon yang berpotensi sebagai tempat perkembangan jentik-jentik nyamuk. Selain itu juga dapat dilakukan dengan melakukan tindakan plus seperti memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk, menur larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, memasang kelabu, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik nyamuk secara berkala serta tindakan lain yang sesuai dengan kondisi setempat.

    BalasHapus
  10. Cara yang paling efektif sbb:
    Untuk memberantas penyakit DBD, seluruh masyarakat harus menjaga kebersihan agar rumah dan lingkunganya bebas dari nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti suka berkembang di tempat penampungan air seperti bak mandi, bak WC, tempayan, drum dan barang barang yang memungkinkan air tergenang seperti tempat minum burung, pot tanaman air, vas bunga, ban bekas, kaleng kaleng bekas, plastik bekas, tempurung kelapa dan lain lain yang dibuang sembarangan.
    Oleh karena itu untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti dilakukan dengan cara:
    Menguras tempat tempat penampungan air sekurang kurangnya seminggu sekali atau menutupnya rapat rapat atau menaburkan racun pembasmi jentik (abate) yang disebut dengan istilah abatisasi
    Mengubur atau menyingkirkan barang barang bekas dan sampah sampah linya yang dapat menampung air hujan sehingga dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. .
    Cara cara diatas dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD). Penyemprotan racun serangga (fogging) juga dapat membunuh nyamuk, tetapi jika jentik jentiknya dibiarkan hidup, maka jentik itu akan menetas menjadi menjadi nyamuk nyamuk baru. Dengan demikian penyemprotan tidak dapat memberantas nyamuk secara tuntas.

    BalasHapus
  11. upaya pengendalian penyakit demam berdarah dengue dititik beratkan pada pemutusan mata rantai siklus hidupnya.Upaya pengendalian nyamuk A. Aegypti dianggap sebagai cara yang paling tepat untuk menurunkan kejadian penyakit DBD. Program 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur tempat penampungan air.Upaya lain pengendalian vektor penyakit DBD ialah dengan penggunaan bahan kimiawimaupunbiologis(hayati).

    BalasHapus
  12. Neti Nurmala Sari
    NPM 14410039P

    Dengan cara pengendalian nyamuk Aedes aegypti bisa meminimalisir penyakit DBD dan gejalanya. Akan tetapi, ada hal-hal yang harus dilakukan untuk membantu mengurangi risiko di sekitar rumah. Nyamuk betina bertelur di air. Larva-larva dapat berkembang dalam wadah apa pun yang dapat menampung air selama kira-kira seminggu, misalnya ban bekas, kaleng bekas, botol, atau sisa-sisa tempurung kelapa. Menyingkirkan wadah-wadah semacam itu berarti melenyapkan tempat-tempat pembiakan nyamuk. Selain itu, disarankan agar ember atau perahu dijungkirkan. Menyingkirkan air yang tergenang pada talang air juga membantu. Jadi Ingat 3 M sesuai dengan Pesan Layanan Pusat Komunikasi Publik Setjend Depkes RI : yang dibagikan kepada warga dalam sebuah Brosur WASPADA DEMAM BERDARAH CEGAH DENGAN 3M PLUS! Berantas jentik dan hindari gigitan nyamuk Demam Berdarah dengan cara 3M Plus antara lain sebagai berikut :
    • 3M (Menutup, Menguras, dan Mengubur), cara ini efektif dalam usaha pencegahan nyamuk untuk berkembang biak. Jika nyamuk tidak bisa berkembang biak maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
    • Fogging (pengasapan), pengasapan sebaiknya dilakukan 1-3 bulan sekali. Hal ini dapat membantu mengendalikan populasi nyamuk di sekitar kita.
    • Memasang obat nyamuk (elektrik/bakar), dalam memasang obat nyamuk kita harus memperhatikan keadaan nyamuknya. Biasanya satu merek obat nyamuk hanya efektif dalam jangka waktu 3 hari – 1 minggu.
    Jika nyamuk dirasa sudah kebal dengan merek tertentu, lebih baik gunakan obat nyamuk jenis lain. Merotasi obat nyamuk dapat mencegah nyamuk menjadi kebal.
    • Pake obat nyamuk cair, obat nyamuk cair sangat efektif membunuh nyamuk. Karena racunnya langsung terhisap oleh nyamuk.
    • Pelihara ikan, dengan memelihara ikan di dalam bak mandi atau kolam dapat membantu mengendalikan nyamuk. Ini karena ikan memakan jenti-jentik dan telur nyamuk.
    • Pelihara tanaman pengusir nyamuk. Sekarang sudah banyak dijual dipasaran tanaman yang dapat mengusir nyamuk. Biasanya Zodia atau Lavender . tanaman ini mengusir nyamuk melalui bau yang dikeluarkan oleh tanaman tersebut.
    • Pake lotion anti nyamuk setiap pagi dan malam hari,
    • Rajinlah membersihkan lingkungan. Bersihkan got-got yang mampet, bersihkan rumah jangan banyak baju menggantung.

    BalasHapus
  13. Pengendalian nyamuk DBD dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya;
    1. Penanganan Secara Lingkungan
    Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), misalnya sarang nyamuk dengan cara mengeringkan genangan air yang menjadi tempat berkembangbiaknya, membakar sampah yang menjadi tempat lalat bertelur, dan tempat-tempat persembunyian serangga pengganggu.

    Namun, hingga saat ini cara yang dianggap paling tepat penanganan DBD dengan mengendalikan populasi dan penyebaran vektor. Program yang sering dikampanyekan di Indonesia yaitu: Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air, Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu unutk bertelur, dan mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.

    2. Penanganan Secara Biologi
    Penanganan dengan metode ini menggunakan predator (binatang pemangsa serangga), menyebarkan parasit penyebab penyakit pada serangga dengan tujuan untuk menurunkan populasinya secara alami tanpa mengganggu ekologi. Contoh, Predator ikan pemakan larva yaitu ikan kepala timah, cupang dan gambus yang sudah semakin banyak digunakan untuk mengendalikan nyamuk Ae. aegypti di kumpulan air yang banyak atau di kontainer air yang besar.

    3. Penanganan Secara Kimia
    Bahan kimia yang banyak digunakan dalam pemberantasan Ae. aegypti ialah golongan organophospat. Malathion digunakan untuk memberantas nyamuk dewasa, sedangkan temephos digunakan untuk jentiknya. Malathion digunakan dengan cara pengasapan (fogging), karena kebiasaan beristirahat Ae. aegypti ialah pada benda yang bergantungan. Temephos yang biasa digunakan berebentuk butiran pasir (sandgranules) dan ditaburkan di tempat penampungan air. Penggunaan larvasida ini dalam posisi 1 ppm mampu mencegah infestasi jentik Ae. aegypti selama 2 - 3 bulan. Pengaruh residu temephos ini disebabkan karena bahan aktifnya dilepas secara perlahan (slow release) dan menempel pada pori–pori dinding sebelah dalam dari tempat penampungan air.

    4.Memutus Mata rantai
    Upaya lain dalam memutus mata rantai kehidupan nyamuk yakni dengan perangkap telur (ovitrap). Ovitrap adalah alat pemancing nyamuk untuk bertelur di dalamnya. Ketika telur berkembang menjadi nyamuk dewasa, nyamuk akan terperangkap di dalam ovitrap, dan akhirnya mati (Anonimous, 2008). Ovitrap dapat berupa bejana, misalnya, cangkir (cup) kaleng (seperti bekas kaleng susu atau gelas plastik) yang dinding sebelah dalamnya di cat hitam, dan ember kemudian diberi air secukupnya. Ke dalam bejana tersebut dimasukkan paddle berupa potongan kayu, bilah bambu atau kain yang tenunannya kasar dan berwarna gelap sebagai tempat meletakkan telur bagi nyamuk.

    BalasHapus
  14. Salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam pengendalian vektor DBD, yang efekti dan aman bagi lingkungan misalnya dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) untuk pengendalian vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terkenal dengan sebutan 3M yaitu Menguras Tempat Penampungan Air (TPA), Menutup TPA dan Menimbun barang-barang yang dapat menampung air hujan yang bisa menjadi tempat berkembangbiak nyamuk Aedes aegypti. Contoh lain yaitu dengan membersihkan saluran air menggenang yang dapat menjadi tempat berkembangbiak nyamuk Aedes aegypti.

    BalasHapus
  15. Aji Kurniawan
    NPM 14410039P

    dengan cara pengendalian nyamuk aedes aegypti, dengan cara :
    • 3M (Menutup, Menguras, dan Mengubur), cara ini efektif dalam usaha pencegahan nyamuk untuk berkembang biak. Jika nyamuk tidak bisa berkembang biak maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
    • Fogging (pengasapan), pengasapan sebaiknya dilakukan 1-3 bulan sekali. Hal ini dapat membantu mengendalikan populasi nyamuk di sekitar kita.
    • Memasang obat nyamuk (elektrik/bakar), dalam memasang obat nyamuk kita harus memperhatikan keadaan nyamuknya. Biasanya satu merek obat nyamuk hanya efektif dalam jangka waktu 3 hari – 1 minggu.
    Jika nyamuk dirasa sudah kebal dengan merek tertentu, lebih baik gunakan obat nyamuk jenis lain. Merotasi obat nyamuk dapat mencegah nyamuk menjadi kebal.
    • Pake obat nyamuk cair, obat nyamuk cair sangat efektif membunuh nyamuk. Karena racunnya langsung terhisap oleh nyamuk.
    • Pelihara ikan, dengan memelihara ikan di dalam bak mandi atau kolam dapat membantu mengendalikan nyamuk. Ini karena ikan memakan jenti-jentik dan telur nyamuk.
    • Pelihara tanaman pengusir nyamuk. Sekarang sudah banyak dijual dipasaran tanaman yang dapat mengusir nyamuk. Biasanya Zodia atau Lavender . tanaman ini mengusir nyamuk melalui bau yang dikeluarkan oleh tanaman tersebut.
    • Pake lotion anti nyamuk setiap pagi dan malam hari,
    • Rajinlah membersihkan lingkungan. Bersihkan got-got yang mampet, bersihkan rumah jangan banyak baju menggantung.

    BalasHapus
  16. Windy Febriani, 14410051P. Hadir

    untuk pengendalian perkambangan nyamuk Aedes aegypti perlu dilakukan 3M yakni Menguras, Menutup dan Mengubur.

    MENGURAS Tendon air secara berkala sehingga dapat mengurangi perkembang biakan jentik nyamuk.

    MENUTUP bak atau tendon air sehingga dapat mencegah nyamuk untuk bertelur dalam tendon air.

    MENGUBUR barang-barang yang memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak, misal mengubur sampah kaleng.

    Selain melakukan 3M (Mengurass, Menutup dan Mengubur) kita juga dapat melakukan pemberian bubuk abate pada air bersih agar nyamuk tidak berkembang biak. dan kita juga dapat melakukan ikanisasi yakni memelihara ikan dalam bak yang tak terpakai sehingga jentik nyamuk ada dalam bak tersebut dapat habis di makan oleh ikan, dan melakukan foging secara berkala.

    BalasHapus
  17. pengendalian vektor DBD yang paling efektif adalah dengan melibatkan peran serta masyarakat (PSM). Sehingga berbagai metode pengendalian vektor cara lain merupakan upaya pelengkap untuk secara cepat memutus rantai penularan.
    Berbagai metode PengendalianVektor (PV) DBD, yaitu:
    a. Kimiawi : Pengendalian vektor cara kimiawi dengan menggunakan insektisida merupakan salah satu metode pengendalian yang lebih populer di masyarakat dibanding dengan cara pengendalian lain

    b. Biologi :
    Pengendalian vektor biologi menggunakan agent biologi seperti : predator/pemangsa, parasit, bakteri, sebagai musuh alami stadium pra dewasa vektor DBD.

    c. Manajemen lingkungan : Lingkungan fisik seperti tipe pemukiman, sarana-prasarana penyediaan air, vegetasi dan musim sangat berpengaruh terhadap tersedianya habitat perkembangbiakan dan pertumbuhan vektor DBD


    d. Pemberantasan Sarang Nyamuk/PSN : Pengendalian Vektor DBD yang paling efisien dan efektif adalah dengan memutus rantai penularan melalui pemberantasan jentik

    e. Pengendalian Vektor Terpadu (Integrated Vector Management/IVM)
    VM merupakan konsep pengendalian vektor yang diusulkan oleh WHO untuk mengefektifkan berbagai kegiatan pemberantasan vektor oleh berbagai institusi

    BalasHapus
  18. Ida Yulianty
    Cara pengendalian vektor nyamuk DBD yang efektif dengan melakukan PSN ( Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan melibatkan tokoh masyarakat, aparat desa dan masyarakat untuk melakukan gerakan jumat bersih seminggu sekali dan melakukan 3 M plus menguras bak mandi dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali, menutup tempat penampungan air serta menimbun sampah-sampah dan lubang-lubang pohon yang berpotensi sebagai tempat perkembangan jentik - jentik nyamuk, bisa juga dilakukan Pemeriksaan jentik Berkala (PJB) adalh pemeriksaan tempat-tempat penanganan air dari tempat perkembangbiakan nyamuk dan jentik - jentik nyamuk. contoh : Pelihara ikan, dengan memelihara ikan di dalam bak mandi atau kolam dapat membantu mengendalikan nyamuk. Ini karena ikan memakan jenti-jentik dan telur nyamuk.

    BalasHapus
  19. Lailia
    NPM. 14410030P
    Hadir

    bagaimana cara pengendalian vektor yamuk DBD yang efektip yaitu: dengan melakukan PSM ( Pemberantasan Sarang Nyamuk ) dengan melibatkan tokoh masyarakat aparat desa dan masyarakat untuk melakukan gerakan jum'at bersih seminggu sekali, 3M, menguras, menutup, dan mengubur barang-barang yang dapat menampung air hujan sebagai perindukan nyamuk DBD Sebangai unsur penularan penyakit DBD.


    BalasHapus
  20. 8 cara yang dapat dilakukan untuk mencegah demam berdarah yaitu :
    1. Lakukan program 3M (menutup,Menguras dan mengubur) tempat penampungan air hujan dll.
    2. Hindari ruangan yang lembab dan perbaiki sirkulasi udara.
    3.Jangan biarkan baju kotor menumpuk atau tergantung
    4. Cobalah menanam tanaman anti nyamuk, mis:lavender
    5. Semprot rumah secara rutin dengan anti nyamuk (Tidak terlalu dianjurkan)
    6. Gunakan hand body anti nyamuk dikulit (bila kulit tidak sensitif)
    7.Tutup jendela dengan kawat kasa halus
    8. lakukan abatenisasi ditempat yang penampungan air bersih nya sulit untuk dibersihkan.

    BalasHapus
  21. Eni Herleni
    NPM 14410024
    Hadir

    Cara yang dapat dilakukan untuk pengendalian vektor nyamuk DBD yaitu : dengan cara melaksanakan PSN ( Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan melibatakan aparat desa dan masyarakat melakukan 3 M ( menutup, menguras, mengubur ) tempat - tempat penampungan air hujan, melaksanakan jumat bersih seminggu sekali dan melaksanakan pemeriksaan jentik berkala ( PJB )

    BalasHapus
  22. Cara pengendalian DBD yang dapat dilakukan saat ini adalah dengan memberantas nyamuk penularnya, karena vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi belum ada. Pada dasarnya pengendalian vektor DBD dapat dilakukan dengan 4 cara.

    Pertama, pengendalian lingkungan. Langkahnya terdiri dari pengendalian terhadap nyamuk dewasa dan pradewasa. Pada prinsipnya pengelolaan lingkungan ini adalah mengusahakan agar kondisi lingkungan tidak/kurang disenangi oleh nyamuk sehingga umur nyamuk berkurang dan tidak mempunyai kesempatan untuk menularkan penyakit atau mengusahakan agar untuk nyamuk dan manusia berkurang. Usaha ini dapat dilakukan dengan cara menambah pencahayaan ruangan dalam rumah, lubang ventilasi, mengurangi tanaman perdu, tidak membiasakan menggantungkan pakaian di kamar serta memasang kawat kasa.

    Pengendalian terhadap nyamuk pradewasa. Pengelolaan lingkungan tempat perindukan ini adalah usaha untuk menghalangi nyamuk meletakkan telurnya atau menghalangi proses perkembangbiakan nyamuk.

    Kedua, pengendalian secara biologis. Yakni berupa intervensi yang dilakukan dengan memanfaatkan musuh-musuh (predator) nyamuk yang ada di alam seperti ikan kepala timah dan goppy.

    Ketiga, pengendalian secara kimia. Yakni berupa pengendalian vektor dengan bahan kimia, baik bahan kimia sebagai racun, sebagai bahan penghambat pertumbuhan ataupun sebagai hormon. Penggunaan bahan kimia untuk pengendalian vektor harus mempertimbangkan kerentanan terhadap pestisida yang digunakan, bisa diterima masyarakat, aman terhadap manusia dan organisme lainnya, stabilitas dan aktivitas pestisida, dan keahlian petugas dalam penggunaan pestisida.

    Keempat, pengendalian terpadu. Langkah ini tidak lain merupakan aplikasi dari ketiga cara yang dilakukan secara tepat/terpadu dan kerja sama lintas program maupun lintas sektoral dan peran serta masyarakat.

    BalasHapus
  23. Wahyu Aristian
    Pengendalian Vektor DBD
    • Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
    PSN dilakukan dengan kegiatan 3M (mengubur, menguras dan mengubur).
    • Pemasangan Ovietrap
    Ovietrap ada;lah perangkap telur nyamuk, dengan meletakan tempat penampungan air di dalam maupun di luar rumah, dan membuang/mengganti airnya seminggu sekali.
    • Pengendalian Biologi
    Menggunakan ikan predator larva, dan penaburan parasit dan Bacillus thuringiensis.
    • Pengendalian Kimia
    Menggunakan bahan kimia, seperti fogging, abate dan insektisida rumah tangga.
    • Repellent/Pengusir Nyamuk
    Repellent digunakan saat jam kepadatan vektor tinggi, atau akan ke tempat-tempat umum yang memungkinkan kontak dengan nyamuk

    BalasHapus
  24. Dalam pemberantasan jentik dikenal dengan istilah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang terdiri dari 3M (Menguras, Menutup, Mengubur). Metode pengendalian vektor DBD bersifat spesifik lokal, dengan mempertimbangkan faktor–faktor lingkungan fisik (cuaca/iklim, pemukiman, habitat perkembangbiakan); lingkungan sosial-budaya (Pengetahuan Sikap dan Perilaku) dan aspek vektor.
    Pada dasarnya metode pengendalian vektor DBD yang paling efektif adalah dengan melibatkan peran serta masyarakat (PSM)
    Berbagai metode PengendalianVektor (PV) DBD, yaitu:
    a. Kimiawi
    b. Biologi
    c. Manajemen lingkungan
    d. Pemberantasan Sarang Nyamuk/PSN
    e. Pengendalian Vektor Terpadu.

    BalasHapus
  25. Maaf ralat 3M (Menutup, Menguras, dan Mengubur)

    BalasHapus
  26. memutus mata rantai khususnya pengendalian vektor DBD dengan cara 3M + yang berfungsi memutus matarantai larfa kemudian foging atau pengasapan yang berfungsi memutus matarantai nyamuk dewasa

    BalasHapus
  27. Pengendalian kasus DBD dapat dilakukan yaitu :

    a. Dengan cara kimia

    Cara ini dapat dilakukan untuk nyamuk dewasa maupun larva.
    Untuk nyamuk dewasa saat ini dilakukan dengan cara pengasapan
    (thermal fogging) atau pengagutan (colg Fogging = Ultra low
    volume). Pemberantasan nyamuk dewasa tidak dengan
    menggunakan cara penyemprotan pada dinding (resisual spraying)
    karena nyamuk Ae.aegypti tidak suka hinggap pada dinding,
    melainkan pada benda-benda yang tergantung seperti kelambu
    dan pakaian yang tergantung.
    Untuk pemakaian di rumah tangga dipergunakan berbagai jenis
    insektisida yang disemprotkan yang disemprotkan kedalan
    kamar atau ruangan misalnya,golongan organophospat atau
    pyrethroid synthetic.
    Untuk pemberantasan larva dapat digunakan abate 1 % SG. Cara
    ini biasannya digunakan dengan menaburkan abate kedalam
    bejana tempat penampungan air seperti bak mandi, tempayan,
    drum dapat mencegah adanya jentik selama 2-3 bulan.

    b. Pengelolaan lingkungan
    Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
    Cara ini dilakukan dengan menghilangkan atau mengurangi tempat-
    tempat perindukkan. Cara ini dikenal sebagai Pembersihan Sarang
    Nyamuk (PSN) yang pada dasarnya ialah pemberantasan jentik atau
    mencegah agar nyamuk tidak dapat berkembang biak. PSN ini dapat
    dilakukan dengan :
    1. Menguras bak mandi dan tempat-tempat penampungan air
    sekurang-kurangnya seminggu sekali. Ini dilakukan dengan
    pertimbangan bahwa perkembangan telur menjadi nyamuk selama
    7-10 hari.
    2. Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum
    dan tempat air lain
    3. Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung sekurang-
    kurangnya seminggu sekali
    4. Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barng-barang
    bekas seperti kaleng bekas dan botol pecah sehingga tidak
    menjadi sarang nyamuk.
    5. Menutup lubang-lubang pada bambu pagar dan lubang pohon
    dengan tanah
    6. Membersihkan air yang tergenang diatap rumah
    7. Memelihara ikan

    BalasHapus
  28. pengendalian vektor DBD yang paling efektif adalah dengan melibatkan peran serta masyarakat (PSM).
    Berbagai metode PengendalianVektor DBD, yaitu:
    a. Kimiawi
    Pengendalian vektor cara kimiawi dengan menggunakan insektisida
    b. Biologi
    Pengendalian vektor biologi menggunakan agent biologi seperti : predator/pemangsa, parasit, bakteri, sebagai musuh alami stadium pra dewasa vektor DBD.
    c. Manajemen lingkungan
    Manajemen lingkungan adalah upaya pengelolaan lingkungan sehingga tidak kondusif sebagai habitat perkembangbiakan atau dikenal sebagai source reduction
    d. Pemberantasan Sarang Nyamuk/PSN
    Pengendalian Vektor DBD yang paling efisien dan efektif adalah dengan memutus rantai penularan melalui pemberantasan jentik. Pelaksanaannya di masyarakat dilakukan melalui upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) dalam bentuk kegiatan 3 M plus. 3M plus yaitu dengan menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali serta menimbun sampah-sampah dan lubang-lubang pohon yang berpotensi sebagai tempat perkembangan jentik-jentik nyamuk. Selain itu juga dapat dilakukan dengan melakukan tindakan plus seperti memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk, menur larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, memasang kelabu, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik nyamuk secara berkala serta tindakan lain yang sesuai dengan kondisi setempat.
    e. Pengendalian Vektor Terpadu (Integrated Vector Management/IVM)

    BalasHapus
  29. Pengendalian vektor DBD yang efektif dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu Pertama melalui kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dilakukan dengan cara 3M (menutup, menguras dan mengubur). Dalam hal ini kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai hal tersebut sangat diperlukan. Kedua, dengan pengendalian kimia seperti menggunakan abate, fogging dan insektisida rumah tangga.
    Yang terpenting adalah peran serta seluruh masyarakat dan tenaga kesehatan dalam menerapkan upaya pengendalian vektor DBD. Jika ada perilaku masyarakat atau tenaga kesehatan yang bertentangan dengan upaya pengendalian tersebut, tentu hasilnya menjadi tidak efektif.

    BalasHapus
  30. Pengendalian vektor nyamuk yang efektif yaitu dengan cara:
    1.Pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M,yaitu
    -menguras dengan menyikat tempat penampungan air.
    -menutup rapat rapat tempat penampungan air agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang biak didalamnya.
    -mengubur barang barang bekas yang dapat menampung air hujan,
    misalnya ban bekas,kaleng bekas,tempat minuman bekas,dll.
    2.Menggunakan kelambu yang dicelup dengan insektisida atau
    penyemprotan ruangan diluar rumah.
    3.Memelihara ikan pemakan jentik.
    4.Memberikan bubuk abate pada tempat penampungan air.
    5.Menggunakan obat nyamuk.
    6.Melakukan fogging pengasapan.

    BalasHapus
  31. Permasalahan DBD sangat kompleks yang menyangkut berbagai aspek sehingga memerlukan penanganan baik pemerintah, swasta, LSM maupun masyarakat. Banyak upaya yang sudah dilakukan untuk mengendalikan penyebaran vektor nyamuk oeh karena itu maka upaya terbaik yang bisa dilakukan untuk mengurangi kasus DBD adalah meningkatkan upaya pencegahan (promotif dan preventif). Ada berbagai metode pengendalian vekor DBD yaitu
    1. Pengendalian vector secara kimiawi dengan menggunakan insektisida merupakan salah satu metode pengendalian yang lebih popular di masyarakat disbanding dengan cara pengendalian lain. Sasaran insektisida adalah stadium dewasa da pra-dewasa. Karena insektisida adalah racun, maka penggunaannya harus mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan dan organism bukan sasaran termasuk mamalia.
    2. Pengendalian vector biologi menggunakan agent biologi seperti predator/pemangsa parasit, bakteri sebagai musuh alami pra-dewasa vector DBD.
    3. Manajemen lingkungan adalah upaya pengelolaan lingkungan sehingga tidak kondusif sebagai habitat perkembangbiakan/dikenal sebagai source reduction seperti 3M plus (menguras, menutup dan mengubur dan plus: menyemprot, memlihara ikan predator, menabur larvasida,dll)
    4. Pengendalian vector DBD yang paling efisiensi dan efektif adalah dengan memutus rantai penularan melalui pemberantasan jentik.
    5. Pengendalian vector terpadu (Integrated Vektor Management) dalam pengendalian vector DBD saat ini lebih difokuskan pada peningkatan peran serta sector lain melalui kegiatan Pokjaknal DBD, Kegiatan PSN anak sekolah,dll.

    BalasHapus
  32. Aegypti lebih menyukai tempat di dalam rumah penduduk. Ae. aegypti lebih memilih habitat di dalam rumah sering hinggap pada pakaian yang digantung untuk beristirahat dan bersembunyi
    menantikan saat tepat inang datang untuk mengisap darah. Informasi tentang habitat dan
    kebiasaan hidup nyamuk tersebut sangat penting untuk mempelajari dan memetakan
    keberadaan populasinya untuk tujuan pengendaliannya baik secara fisik-mekanik, biologis
    maupun kimiawi.
    Dengan pola pemilihan habitat dan kebiasaan hidup imago tersebut Ae. aegypti dapat
    berkembang biak di tempat penampungan air bersih seperti bak mandi, tempayan, tempat minum burung dan barang-barang bekas yang dibuang sembarangan yang pada waktu hujan terisi air.
    Metode pengendalian vektor DBD yang paling efektif adalah dengan melibatkan peran serta masyarakat (PSM). Sehingga berbagai metode pengendalian vektor cara lain merupakan upaya pelengkap untuk secara cepat memutus rantai penularan.
    Berbagai metode PengendalianVektor (PV) DBD, yaitu:
    a. Kimiawi
    b. Biologi
    c. Manajemen lingkungan
    d. d. Pemberantasan Sarang Nyamuk/PSN
    e. Pengendalian Vektor Terpadu
    a. Kimiawi
    menggunakan insektisida merupakan salah satu metode pengendalian yang lebih populer di masyarakat dibanding dengan cara pengendalian lain. Sasaran insektisida adalah stadium dewasa dan pra-dewasa. Aplikasi insektisida yang berulang di satuan ekosistem akan menimbulkan terjadinya resistensi serangga sasaran.

    b. Biologi
    Pengendalian vektor biologi menggunakan: predator/pemangsa, parasit, bakteri, sebagai musuh alami stadium pra dewasa vektor DBD.
    Jenis predator yang digunakan adalah Ikan pemakan jentik (cupang, tampalo, gabus, guppy, dll), sedangkan larva Capung, Toxoryncites, Mesocyclops dapat juga berperan sebagai predator walau bukan sebagai metode yang lazim untuk pengendalian vektor DBD
    c. Manajemen lingkungan
    Lingkungan fisik seperti tipe pemukiman, sarana-prasarana penyediaan air, vegetasi dan musim sangat berpengaruh terhadap tersedianya habitat perkembangbiakan dan pertumbuhan vektor DBD. Memutus perkembangbiakan atau dikenal sebagaisource reduction seperti 3M plus (menguras, menutup dan mengubur, dan plus: menyemprot, memelihara ikan predator, menabur larvasida dll); dan menghambat pertumbuhan vektor (menjaga kebersihan lingkungan rumah, mengurangi tempat-tempat yang gelap dan lembab di lingkungan rumah dll)

    d. Pemberantasan Sarang Nyamuk / PSN-DBD
    PSN DBD dilakukan dengan cara ‘3M-Plus’, 3M yang dimaksud yaitu:
    a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum, dan lain-lain seminggu sekali (M1)
    b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan, dan lain-lain (M2)
    c. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3).

    Selain itu ditambah (plus) dengan cara lainnya, seperti:
    a. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali.
    b. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak
    c. Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, dan lain-lain (dengan tanah, dan lain-lain)
    d. Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air
    e. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak-bak penampungan air
    f. Memasang kawat kasa
    g. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar
    h. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai
    i. Menggunakan kelambu
    j. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk
    k. Cara-cara spesifik lainnya di masing-masing daerah.

    e. Pengendalian Vektor Terpadu (Integrated Vektor Management)
    untuk mengefektifkan berbagai kegiatan pemberantasan vektor oleh berbagai institusi. IVM dalam pengendalian vektor DBD saat ini lebih difokuskan pada peningkatan peran serta sektor lain melalui kegiatan Pokjanal DBD, Kegiatan PSN anak sekolah dll.

    BalasHapus
  33. 1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
    2. Pemasangan Ovietrap
    adalah memasang perangkap telur nyamuk, dengan meletakan
    tempat penampungan air di dalam maupun di luar rumah, dan
    membuang/mengganti airnya seminggu sekali.
    3. Pengendalian Biologi
    Menggunakan ikan predator larva, contoh ikan cupang
    4. Pengendalian Kimia
    Menggunakan bahan kimia, seperti fogging, abate dan insektisida
    rumah tangga (racun bakar atau semprot)

    BalasHapus
  34. 1.Pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M,yaitu
    -menguras dengan menyikat tempat penampungan air.
    -menutup rapat rapat tempat penampungan air agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang biak didalamnya.
    -mengubur barang barang bekas yang dapat menampung air hujan,
    misalnya ban bekas,kaleng bekas,tempat minuman bekas,dll.
    2.Menggunakan kelambu yang dicelup dengan insektisida atau
    penyemprotan ruangan diluar rumah.
    3.Memelihara ikan pemakan jentik.
    4.Memberikan bubuk abate pada tempat penampungan air.
    5.Menggunakan obat nyamuk.
    6.Melakukan fogging pengasapan

    BalasHapus
  35. Firdayunsari
    14410026P

    Jawabanya:

    Pengendalian vektor nyamuk DBD efektif dengan langkah menghalau hewan ini harus disesuaikan berdasarkan fase hidupnya. Nyamuk memiliki 4 fase dalam hidupnya yakni
    1.telur
    2.larva
    3.pupa
    4.dewasa
    Seluruh siklus tersebut membutuhkan fase 21 hari. Fase telur menjadi larva perlu waktu 1-2 hari. Larva menjadi pupa menghabiskan 4-9 hari. Tahap pupa menjadi dewasa membutuhkan 2-3 hari. Sementara, nyamuk dewasa hanya bertahan hidup selama 14 hari.

    - Untuk membersihkan telur nyamuk, kita harus rajin membersihkan tempat air tergenang, misalnya bak kamar mandi. Membersihkan dapat dilakukan seminggu dua kali. Fase larva dapat diperangi dengan larvasida, atau dikenal dengan abate. Pengkabutan atau fogging bisa membasmi nyamuk dewasa.
    - Pemberantasan nyamuk tidak dapat dilakukan setengah hati. Fogging seharusnya dilakukan bersamaan dengan penyebaran larvasida. Dengan cara ini, nyamuk dewasa dan larva bisa mati bersamaan. Larva juga tidak sempat tumbuh dewasa yang akan kembali mengganggu kehidupan manusia.
    - Untuk kehidupan sehari-hari kita harus rajin menjaga kebersihan. Langkah Menguras, Menutup, dan Menutup (3 M) tidak boleh dilupakan. Langkah 3 M ini dilakukan untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Apabila perlu, kita dapat mengganti bak mandi menjadi shower untuk meminimalisir kesempatan nyamuk bertelur.
    - Masyarakat juga dapat menggunakan insektisida sebagai upaya menghalau gangguan nyamuk, penggunaan insektisida dinilai menjadi langkah yang paling efektif untuk menghalau gangguan nyamuk karena insektisida memberi perlindungan per individu, sementara penggunaan fogging dan larvasida memberi perlindungan dengan lingkup yang lebih besar.

    BalasHapus
  36. Cara yg dilakukan masih sama, kita mulai dari dasar yaitu penyuluhan kepada masyarakat tengan DBD dengan cara 3M.
    1.Menguras bak bak mandi
    2.Menutup tecnpat penampungan air dan membri bubuk abate
    3.Mengubur barang bekar yg bisa menjadi sumber atau tempat berkembangnya nyamuk BDB
    4.Melakukan Foging
    5.Menaruh benih ikan ndi kolam atau sumur yg bisa menjadi tempat bersarangnya nyamuk
    Kemudia dengan kecanggihan teknolgi yg sudah ada saat ini seharusnya kita bisa membuat suatu vaksin yg dapat mencegah dan mengtasi masalah musiman seperti DBD.

    BalasHapus