- Surveilans vektor penyakit
Informasi vektor penyakit mencakup :
a. Keberadaan vektor penyakit dan
bionomik
b. Kuantifikasi tingkat kepadatn dan
atau kontak antara manusia dengan vector penyakit
c. Keberadaan dan penyebaran organisme
(parasit/bakteri/virus) pada vektor penyakit tsb
d. Tingkat kesakitan penyakit yang
ditularkan vektor penyakit
e. Status kerentanan vektor penyakit dan
reservoir
- Proteksi diri terhadap vektor penyakit
adalah upaya perlindungan diri sendiri,keluarga atau
sekelompok orang yang tinggal atau bekerja bersama vektor penyakit.
-
Termasuk
dalam tindakan ini adalah pencegahan terjadinya kontak antara tubuh dengan
vektor penyakit dan tindakan untuk mencegah masuk, singgah dan berkembang
biaknya vektor penyakit di dalam atau di sekitar rumah
-
Kegiatan
ini umumnya sederhana serta tidak mahal dan sering kali dapat dilakukan oleh
masyarakat tanpa bantuan petugas kesehatan
- Sanitasi Lingkungan
Sanitasi
lingkungan mencakup pengelolaan sampah, limbah cair, termasuk tinja dan
sanitasi rumah yang ditujukan untuk mencegah kehadiran vektor penyakit.
- Manipulasi lingkungan
Adalah
suatu upaya pengelolaan lingkungan yang meliputi kegiatan yang terencana yg
bertujuan untuk mengubah kondisi sementara yang tidak menguntungkan bagi
perkembang biakan vektor penyakit pada habitatnya sebagai contoh adalah :
pembersihan tanaman, peneduhan dan pengeringan rawa
- Modifikasi Lingkungan
Adalah upaya pengelolaan lingkungan yang meliputi perubahan fisik yang
bersifat permanen terhadap lahan, air dan tanaman yang bertujuan untuk
mencegah, menghilangkan atau mengurangi habitat vektor penyakit tanpa
menyebabkan terganggunya kualitas lingkungan hidup manusia. Termasuk kegiatan
ini adalah drainase, penimbunan tempat perindukan vektor penyakit berupa
genangan air
6.
Pengendalian
Vektor Penyakit secara Biologis
Adalah pemanfaatan organisme hidup atau produknya untuk mengendalikan
vektor penyakit, termasuk dalam organisme ini adalah virus, bakteri, protozoa,
jamur, tanaman parasit, predator dan ikan
- Pengendalian Secara Kimiawi
Adalah pengendalian vektor penyakit
dengan menggunakan pestisida baik berupa racun, penolak (repellen) maupun
hormon pengatur pertumbuhan
- Pembinaan Masyarakat
Adalah upaya intervensi terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat agar sadar, mau dan mampu mengendalikan vektor penyakit sehingga
resiko kesehatan yang ditimbulkan oleh vektor penyakit dapat ditekan
serendah-rendahnya.
Pembinaan masyarakat disini termasuk pembinaan terhadap dunia usaha yang
menyelenggarakann pengendalian vektor penyakit baik dalam bentuk bimbingan
maupun pelatihan
Coba anda jelaskan bagaimana pengendalian vektor nyamuk yang efektif tulis di KOLOM KOMENTAR
Sampai disini pertemuan kita sampai jumpa dan semoga bermanfaat
TETAP SEMANGAT UNTUK BELAJAR
Fista Rahma Widiyanti Menjawab :
BalasHapusPengendalian Vektor DBD
• Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
PSN dilakukan dengan kegiatan 3M (mengubur, menguras dan mengubur).
• Pemasangan Ovietrap
Ovietrap ada;lah perangkap telur nyamuk, dengan meletakan tempat penampungan air di dalam maupun di luar rumah, dan membuang/mengganti airnya seminggu sekali.
• Pengendalian Biologi
Menggunakan ikan predator larva, dan penaburan parasit dan Bacillus thuringiensis.
• Pengendalian Kimia
Menggunakan bahan kimia, seperti fogging, abate dan insektisida rumah tangga.
• Repellent/Pengusir Nyamuk
Repellent digunakan saat jam kepadatan vektor tinggi, atau akan ke tempat-tempat umum yang memungkinkan kontak dengan nyamuk..
Lita Bonita Gautama Menjawab :
BalasHapusPengendalian vektor nyamuk yang efektif, menurut sy dengan diadakannya kolam-kolam ikan disekitar rumah, karena ikan-ikan yang hidup dikolam tersebut memakan jentik-jentik nyamuk.
Imam Budi Setiawan mau menjawab :
BalasHapus1.Pengendalian vektor nyamuk secara biologis yang cukup efektif dan efesien adalah dengan melaksanakan 3M. Dengan langkah ini perkembangbiakan nyamuk dapat ditekan, selain itu tidak diperlukan biaya khusus untuk melaksanakn kegiatan ini.
Hanya saja, diperlukan upaya intervensi terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat melalui penyuluhan agar masyarakat sadar, mau dan mampu mengendalikan vektor penyakit sehingga resiko kesehatan yang ditimbulkan oleh vektor penyakit dapat ditekan serendah-rendahnya.
2. Pengendalian vektor nyamuk secara kimia secara sederhana juga dapat dilakukan dengan dengan menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air. Langkah Fogging menurut saya tak terlalu efektif karna jika dilakukan dengan sering dapat mengakibatkan nyamuk menjadi resisten terhadap maltion (zat yang digunkan untuk fogging).
menurut saya yang paling efektif adalah :
BalasHapus- Menguras bak mandi sekurang-kurangnya 1 minggu sekali
- Menutup rapat-rapat tempat penampungan air
- Mengganti air Vas bunga/tanaman air seminggu sekali
- Mengganti air tempat minum burung
- Menimbun barang-barang bekas yang dapat menampung air
- Menabur bubuk abete atau altosid pada tempat-tempat penampungan air yang sulit dikuras atau di daerah yang air bersih sulit didapat, sehingga perlu penampungan air hujan
Memelihara ikan di tempat-tempat penampungan air
Takaran abate : 1 sendok peres (+ 10 gram) untuk 100 liter air
Takaran altosid : 1/4 sendok peres (+ 2,5 gram) untuk 100 liter
Ari Winarto
BalasHapusBagaimana pengendalian vektor nyamuk yang efektif?..
- Dengan memperhatikan keadaan atau lingkungan sekitar dengan melakukan 3M (Menguras, Mengubur dan menimbun) hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya DBD.
- Menjaga kebersihan rumah seperti tidak menggantung pakaian secara sembarangan.
- Menggunakan semprotan pembunuh nyamuk secara benar sebelum tidur.
- Bila ada ilalang atau semak-semak yang tidak berguna lebih baik ditebang saja.
- Melakukan Fogging bila diperlukan secara terencana.
-
CITRA MEI LESTARI
BalasHapuspengendalian vektor nyamuk yang efektif :
rajin membersihkan tempat air tergenang, misalnya bak kamar mandi. Membersihkan dapat dilakukan seminggu dua kali. Fase larva dapat diperangi dengan larvasida, atau dikenal dengan abate. Pengkabutan atau fogging bisa membasmi nyamuk dewasa. Nyamuk dewasa juga bisa dihalau dengan insektisida berbentuk lotion atau spray.
Langkah Menguras, Menutup, dan Menutup (3 M) tidak boleh dilupakan.
Langkah 3 M ini dilakukan untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Apabila perlu, masyarakat dapat mengganti bak mandi menjadi shower untuk meminimalisir kesempatan nyamuk bertelur.
Masyarakat juga dapat menggunakan insektisida sebagai upaya menghalau gangguan nyamuk pada malam hari. Namun pentingnya menjaga aturan pemakaian pada label pembasmi nyamuk. Hal ini untuk mengurangi residu dan menjaga nyamuk tidak resisten terhadap insektisida. Aturan pemakaian juga harus ditaati untuk menghindari masyarakat dari risiko keracunan obat pembasmi nyamuk.
Beberapa rekomendasi yang bisa dilakukan untuk pengendalian vektor nyamuk yang efektif,yaitu:
BalasHapus1. Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, dimulai dari kesadaran diri sendiri yang diikuti anggota keluarga dan lingkungan sekitar. ex: Menguras, menutup, menimbun tempat-tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk yang bertujuan untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
2. Menggalakkan lagi program-program kunjungan secara rutin serta memberikan penyuluhan untuk PSN.
3. pemerintah turut serta untuk memfasilitasi program-program yang telah disiapkan untuk PSN baik berupa anggaran maupun fasilitas lain yang dapat mendukung tercapainya program PSN.
Menurut WHO (1999), cara paling efektif dari pengendalian vektor adalah penatalaksanaan lingkungan. Ada tiga tipe penatalaksanaan lingkungan yaitu :
BalasHapusa. Modifikasi lingkungan yaitu transformasi fisik jangka panjang dari habitat vektor.
b. Manipulasi lingkungan yaitu perubahan temporer pada habitat vektor sebagai hasil dari aktivitas yang direncanakan untuk menghasilkan kondisi yang tidak disukai dalam perkembangbiakan vektor.
c. Perubahan pada habitat atau perilaku manusia yaitu upaya untuk mengurangi kontak manusia-vektor-patogen.
Baik ibu, Agta Harwanto coba menjawab :
BalasHapusCara efektif pengendalian vektor nyamuk:
Nyamuk memiliki 4 fase dalam hidupnya yakni telur, larva, dan pupa sebelum akhirnya dewasa.
Seluruh siklus tersebut membutuhkan fase 21 hari. Fase telur menjadi larva perlu waktu 1-2 hari. Larva menjadi pupa menghabiskan 4-9 hari. Tahap pupa menjadi dewasa membutuhkan 2-3 hari. Sementara, nyamuk dewasa hanya bertahan hidup selama 14 hari.
Untuk membersihkan telur nyamuk, masyarakat harus rajin membersihkan tempat air tergenang, misalnya bak kamar mandi. Membersihkan dapat dilakukan seminggu dua kali. Fase larva dapat diperangi dengan larvasida, atau dikenal dengan abate. Pengkabutan atau fogging bisa membasmi nyamuk dewasa. Nyamuk dewasa juga bisa dihalau dengan insektisida berbentuk lotion atau spray.
Pemberantasan nyamuk, tidak dapat dilakukan setengah hati. Fogging seharusnya dilakukan bersamaan dengan penyebaran larvasida. Dengan cara ini, nyamuk dewasa dan larva bisa mati bersamaan. Larva juga tidak sempat tumbuh dewasa yang akan kembali mengganggu kehidupan manusia.
Untuk kehidupan sehari-hari, kita hendaknya menjaga kebersihan. Langkah Menguras,Menutup, dan Menutup (3 M) tidak boleh dilupakan.
Langkah 3 M ini dilakukan untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Apabila perlu, masyarakat dapat mengganti bak mandi menjadi shower untuk meminimalisir kesempatan nyamuk bertelur.
Masyarakat juga dapat menggunakan insektisida sebagai upaya menghalau gangguan nyamuk pada malam hari. Namun, yang perlu diingat pentingnya menjaga aturan pemakaian pada label pembasmi nyamuk. Hal ini untuk mengurangi residu dan menjaga nyamuk tidak resisten terhadap insektisida. Aturan pemakaian juga harus ditaati untuk menghindari masyarakat dari risiko keracunan obat pembasmi nyamuk.
Cara Pengendalian Vektor DBD
BalasHapus• Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
PSN dilakukan dengan kegiatan 3M (mengubur, menguras dan mengubur).
• Pemasangan Ovietrap
Ovietrap ada;lah perangkap telur nyamuk, dengan meletakan tempat penampungan air di dalam maupun di luar rumah, dan membuang/mengganti airnya seminggu sekali.
• Pengendalian Biologi
Menggunakan ikan predator larva, dan penaburan parasit dan Bacillus thuringiensis.
• Pengendalian Kimia
Menggunakan bahan kimia, seperti fogging, abate dan insektisida rumah tangga.
• Repellent/Pengusir Nyamuk
Repellent digunakan saat jam kepadatan vektor tinggi, atau akan ke tempat-tempat umum yang memungkinkan kontak dengan nyamuk..
Pengendalian nyamuk Ae. aegypti dari segi lingkungan fisik dapat dilakukan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat dan manajemen lingkungan yang baik, sebagai contoh :
BalasHapusa. Menguras bak madi atau tempat penampungan air sekurang-kurangnya satu minggu sekali.
b. Mengganti atau menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali dan menutup dengan rapat tempat penampungan air.
c. Mengubur kaleng-kaleng bekas, ban bekas serta barang bekas lainnya di sekitar rumah.
d. Penggunaan Kelambu Celup (yang telah dicelup dengan cairan insektisida permetrin) sangat efektif untuk penanggulangan kontak langsung dengan serangga
e. Repellent (obat anti nyamuk) dalam bentuk oles (lotion) atau semprot (spray) (Dirjen P2M & PLP, 2004).
cara yang paling efektif dalam upaya pencegahan penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan hal-hal tersebut dengan 3M plus antara lain yaitu :
a. Menguras dengan menyikat tempat penampungan air.
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembangbiak di dalamnya.
c. Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan misalnya ban bekas, kaleng bekas, tempat minuman bekas dan lain-lain.
d. Memelihara ikan pemakan jentik.
e. Menabur larvasida.
f. Menggunakan kelambu.
g. Menggunakan obat nyamuk.
h. Menggunakan repellent.
i. Memeriksa jentik sekaligus PSN yang mencakup wilayah yang luas secara berkala dan berkesinambungan (Dinkesprov Jateng, 2006).
3. Fogging (Pengasapan)
Nyamuk Ae. aegypti dapat diberantas dengan fogging (pengasapan) racun serangga yang dipergunakan sehari-hari. Melakukan pengasapan saja tidak cukup, karena dengan pengasapan itu yang mati hanya nyamuk dewasa saja. Selama jentiknya tidak di basmi setiap hari akan muncul nyamuk yang baru menetas dari tempat perkembang biaknya, karena itu cara yang tepat adalah memberantas jentiknya yang di kenal dengan istilah PSN DBD yaitu singkatan dari Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah
pengendalian vektor nyamuk yang efektif adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan, seperti yang biasa kita kenal yaitu 3M. selain itu dengan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal itu lebih dapat mengendalikan vektor nyamuk, kemudian secara berkala pemerintah yang memiliki wewenang dimasyarakat agar dapat memberikan pemahaman yang lebih kepada masyarakat tentang pengendalian vektor nyamuk, dan secara berkala dilakukan fogging.
BalasHapusPengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
BalasHapusSecara Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), misalnya sarang nyamuk dengan cara mengeringkan genangan air yang menjadi tempat berkembangbiaknya, membakar sampah yang menjadi tempat lalat bertelur dan tempat-tempat persembunyian serangga pengganggu. Termasuk dalam pengendalian serangga adalah mencegah terjadinya kontak antara serangga dengan manusia, misalnya dengan memasang kawat kasa atau kawat nyamuk (insect-screen) di jalan angin, pintu atau jendela rumah (Soedarto, 1992).
Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaran vektor.
Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M+1T (Wikipedia, 2008), yaitu:
Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi.
Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu unutk bertelur.
Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.
Telungkupkan barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.
Secara Biologi
Pengendalian secara biologi adalah pengendalian serangga dengan menggunakan predator (binatang pemangsa serangga), menyebarkan parasit penyebab penyakit pada serangga dengan tujuan untuk menurunkan populasinya secara alami tanpa mengganggu ekologi (Soedarto, 1992). Contoh Predator tersebut terdiri dari Ikan pemakan larva yaitu ikan kepala timah, cupang dan gambus yang sudah semakin banyak digunakan untuk mengendalikan nyamuk Ae. aegypti di kumpulan air yang banyak atau di kontainer air yang besar, bakteri penghasil endotoksin yaitu Bacillus Thuringies serotipe H-14 (Bt: H-14) dan Bacillus sphaericus(Bs) adalah efektif untuk mengendalikan nyamuk.
Secara Kimia
Bahan kimia yang banyak digunakan dalam pemberantasan Ae. aegypti ialah golongan organophospat. Malathion digunakan untuk memberantas nyamuk dewasa, sedangkan temephos digunakan untuk jentiknya. Malathion digunakan dengan cara pengasapan (fogging), karena kebiasaan beristirahat Ae. aegypti ialah pada benda yang bergantungan. Temephos yang biasa digunakan berebentuk butiran pasir (sandgranules) dan ditaburkan di tempat penampungan air. Penggunaan larvasida ini dalam posisi 1 ppm mampu mencegah infestasi jentik Ae. aegypti selama 2 - 3 bulan. Pengaruh residu temephos ini disebabkan karena bahan aktifnya dilepas secara perlahan (slow release) dan menempel pada pori – pori dinding sebelah dalam dari tempat penampungan air.
Upaya lain dalam memutus mata rantai kehidupan nyamuk yakni dengan perangkap telur (ovitrap). Ovitrap adalah alat pemancing nyamuk untuk bertelur di dalamnya. Ketika telur berkembang menjadi nyamuk dewasa, nyamuk akan terperangkap di dalam ovitrap, dan akhirnya mati (Anonimous, 2008). Ovitrap dapat berupa bejana, misalnya, cangkir (cup) kaleng (seperti bekas kaleng susu atau gelas plastik) yang dinding sebelah dalamnya di cat hitam, dan ember kemudian diberi air secukupnya. Ke dalam bejana tersebut dimasukkan paddle berupa potongan kayu, bilah bambu atau kain yang tenunannya kasar dan berwarna gelap sebagai tempat meletakkan telur bagi nyamuk.
pengendalian vektor nyamuk yang efektif yaitu dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat dan manajemen lingkungan yang baik, sebagai contoh :
BalasHapusa. Menguras bak madi atau tempat penampungan air sekurang-kurangnya satu minggu sekali.
b. Mengganti atau menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali dan menutup dengan rapat tempat penampungan air.
c. Mengubur kaleng-kaleng bekas, ban bekas serta barang bekas lainnya di sekitar rumah.
d. Penggunaan Kelambu Celup (yang telah dicelup dengan cairan insektisida permetrin) sangat efektif untuk penanggulangan kontak langsung dengan serangga.
e. Penaburan bubuk Abate pada tempat-tempat penampungan air.
Langkah yang mesti dilakukan dalam pengendalian jumlah vektor nyamuk dilingkungan masyarakat adalah :
BalasHapus• Menerapkan Langkah 3 M (Menguras, Menutup, dan Menutup)
untuk memberantas sarang nyamuk.
• Membersihkan bak mandi yang dapat dilakukan semingga dua kali
serta memberi bubuk abate ke dalam bak mandi untuk membunuh
jentik nyamuk (fase larva). Dan membersihkan jika terdapat
genangan-genangan air disekitar rumah agar proses berkembang
biaknya nyamuk dapat dicegah.
• Melakukan fogging khususnya di daerah-daerah rawan
terjangkitnya penyakit DBD. Dalam pelaksanaan fogging ini,
sebaiknya bersamaan dengan penyebaran larvasida, sehingga
larva dan nyamuk dapat mati secara bersamaan.
• Masyarakat juga dapat menggunakan insektisida sebagai untuk
menghindari gigitan nyamuk pada malam hari atau pada saat
istirahat di siang hari dengan aturan pemakaian yang sesuai
untuk menghindari dari risiko keracunan obat pembasmi nyamuk.
- untiuk yang pertama pengendalian vektor nyamuk secara biologis yang cukup efektif dan efesien adalah dengan melaksanakan 3M. Dengan langkah ini perkembangbiakan nyamuk dapat ditekan, selain itu tidak diperlukan biaya khusus untuk melaksanakn kegiatan ini.
BalasHapusHanya saja, diperlukan upaya intervensi terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat melalui penyuluhan agar masyarakat sadar, mau dan mampu mengendalikan vektor penyakit sehingga resiko kesehatan yang ditimbulkan oleh vektor penyakit dapat ditekan serendah-rendahnya.
- Pengendalian vektor nyamuk secara kimia secara sederhana juga dapat dilakukan dengan dengan menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air. Langkah Fogging menurut saya tak terlalu efektif karna jika dilakukan dengan sering dapat mengakibatkan nyamuk menjadi resisten terhadap maltion
Beberapa rekomendasi yang bisa dilakukan untuk pengendalian vektor nyamuk yang efektif
BalasHapusyang pertama . Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, dimulai dari kesadaran diri sendiri yang diikuti anggota keluarga dan lingkungan sekitar. ex: Menguras, menutup, menimbun tempat-tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk yang bertujuan untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
yang ke dua Menggalakkan lagi program-program kunjungan secara rutin serta memberikan penyuluhan untuk PSN.
yang ke tiga . pemerintah turut serta untuk memfasilitasi program-program yang telah disiapkan untuk PSN baik berupa anggaran maupun fasilitas lain yang dapat mendukung tercapainya program PSN.
Pengendalian vektor nyamuk secara biologis yang cukup efektif dan efesien adalah dengan melaksanakan 3M Plus. Dengan langkah ini perkembangbiakan nyamuk dapat ditekan, selain itu tidak diperlukan biaya khusus untuk melaksanakn kegiatan ini. selain 3M Plus juga perlu dilakukan PSN, hal ini dilakukan untuk mengingatkan kepada masyarakat akan bahayanya dari nyamuk itu sendiri. Hal ini diperlukan upaya intervensi terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat melalui penyuluhan agar masyarakat sadar, mau dan mampu mengendalikan vektor penyakit sehingga resiko kesehatan yang ditimbulkan oleh vektor penyakit dapat ditekan serendah-rendahnya.
BalasHapusPengendalian vektor nyamuk secara kimia secara sederhana juga dapat dilakukan dengan dengan menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air. Langkah Fogging menurut saya tak terlalu efektif karna jika dilakukan dengan sering dapat mengakibatkan nyamuk menjadi resisten terhadap maltion
Nanik Listiawati FKM
BalasHapusPengendalian vektor nyamuk yang efektif harus disesuaikan berdasarkan fase hidupnya seperti :
a. Untuk membersihkan telur nyamuk, harus rajin membersihkan tempat air tergenang, misalnya bak kamar mandi. Menerapkan langkah 3 M yaitu Menguras, Menutup, dan Menutup (3 M). Langkah 3 M ini dilakukan untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Pembersihan dapat dilakukan seminggu dua kali.
b. Fase larva dapat diperangi dengan larvasida, atau dikenal dengan abate.
c. Pengkabutan atau fogging bisa membasmi nyamuk dewasa. Fogging seharusnya dilakukan bersamaan dengan penyebaran larvasida. Dengan cara ini, nyamuk dewasa dan larva bisa mati bersamaan. Larva juga tidak sempat tumbuh dewasa yang akan kembali mengganggu kehidupan manusia.
d. Nyamuk dewasa juga bisa dihalau dengan insektisida berbentuk lotion atau spray. Atau dapat dengan memasang kawat/ kain kasa di ventilasi rumah atau dapat juga memasang kelambu di kamar tidur.
Pengendalian vektor nyamuk yang efektif menurut saya adalah dengan memberantas vektor mulai dari jentik nyamuk. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan lingkungan yang saniter. Sanitasi lingkungan yang mencakup pengelolaan sampah, menghindari genangan air,pengolahan limbah cair, termasuk tinja dan sanitasi rumah dapat dilakukan guna mencegah kehadiran vektor penyakit. Cara ini saya anggap paling efektif karena dapat menekan kehadiran vektor penyakit mulai dari tahapan yang paling awal selain itu cara ini mudah dilakukan dan tidak mengeluarkan banyak biaya.
BalasHapuscara pengendalian vektor nyamuk yang efektif menurut saya adalah seperti
BalasHapus1. membersihkan tempat air tergenang, seperti bak kamar mandi yang di bersihkan seminggu dua kali.
2. Memberi bak air dengan abate,
3. Mmelakukan fogging untuk membunuh nyamuk dewasa,
4. Memakai lotion atau spray anti nyamuk untuk menghalau nyamuk dewasa
5. melakukan 3M plus
6. mengganti bak mandi dengan shower untuk meminimalisr nyamuk bertelur.
Pengelolaan lingkungan : Pengelolaan lingkungan mencakup semua perubahan yang dapat mencegah atau meminimalkan perkembangan vektor sehingga kontak manusia dengan vektor berkurang. Upaya pengelolaan lingkungan yang dapat diterapkan dalam rangka mengendalikan populasi Ae. aegypti adalah :
BalasHapusModifikasi lingkungan : Menurut Kusnoputranto (2000), modifikasi lingkungan adalah suatu transformasi fisik permanen (jangka panjang) terhadap tanah, air dan tumbuhtumbuhan untuk mencegah/menurunkan habitat jentik tanpa mengakibatkan kerugian bagi manusia. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk modifikasi lingkungan antara lain : perbaikan persediaan air bersih, tanki air atau reservoar di atas atau di bawah tanah dibuat anti nyamuk dan pengubahan fisik habitat jentik yang tahan lama (WHO, 2001).
Manipulasi lingkungan : Menurut Kusnoputranto (2000), manipulasi lingkungan adalah suatu pengkondisian sementara yang tidak menguntungkan atau tidak cocok sebagai tempat berkembangbiak vektor penular penyakit. Beberapa usaha yang memungkinkan dapat dilakukan antara lain antara lain pemusnahan tempat perkembangbiakan vector, misalnya dengan 3 M plus.
Perubahan habitat atau perilaku manusia : Upaya untuk mengurangi kontak antara manusia dengan vektor, misalnya pemakaian obat nyamuk bakar, penolak serangga dan penggunaan kelambu (WHO, 2001).
Pengendalian biologis : Antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan cupang) dan penggunaan bakteri endotoxinseperti Bacillus thuringiensis dan Bacillus sphaericus.
Pengendalian dengan bahan kimia : Antara lain dengan cara pengasapan (fogging) menggunakan malathion sebagai upaya pemberantasan terhadap nyamuk dewasa dan pemberantasan terhadap jentik dengan memberikan bubuk abate (abatisasi) yang biasa digunakan yakni temephos (Depkes, 2004)
pengendalian fektor yang efektif adalah dengan pencegahan perkembangannyanya agar nyamuk atu fektor tidak dapat berkembang biak. yaitu dengan melakukan 3M ( Mengubur, meguras dan menutup genagan air) atu dengan memberikan ikan predator larva, dan penaburan parasit dan Bacillus thuringiensis.
BalasHapusdengan cara diatas kemungkinan perkembanagn vektor dapat di atasi dari akarnya.
Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan :
BalasHapusa. Penyemprotan residual di dalam rumah
b. Penggunaan kelambu yang dicelup dengan insektisida atau penyemprotan ruangan di luar rumah
c. Membersihkan bak kamar mandi yang di bersihkan seminggu dua kali
d. Melakukan 3M plus
Coba anda jelaskan bagaimana pengendalian vektor nyamuk yang efektif?
BalasHapuscara pengendalian vektor;
1.menggunakan senyawa kimia,dengan menggunakan insektisida merupakan salah satu metode pengendalian yang lebih populer di masyarakat dibanding dengan cara pengendalian lain.
2.secara biologi ;dilakukan dgn menggunakan kelompok hidup baik dari mikroorganisme ,hewan intervertebrata atau hewan vertebrata.predator/pemangsa, parasit, bakteri, sebagai musuh alami stadium pra dewasa vektor
3. secara radiasi; diradiasi dengan bahan radioaktif dgn dosis tertentu.
4. secara mekanik dan pengelolaan lingkungan; cara yg sdh umum dilakukan yaitu ; pemberantasan sarang nyamuk dengan gerakan 3 M ; menguras,menutup,menimbun.
Manajemen lingkungan
5. Lingkungan fisik seperti tipe pemukiman, sarana-prasarana penyediaan air, vegetasi dan musim sangat berpengaruh terhadap tersedianya habitat perkembangbiakan dan pertumbuhan vektor
menurut saya pengendalian yang baik adalah adanya upaya intervensi terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat agar sadar, mau dan mampu mengendalikan vektor penyakit sehingga resiko kesehatan yang ditimbulkan oleh vektor penyakit dapat ditekan serendah-rendahnya.
BalasHapusPembinaan masyarakat disini termasuk pembinaan terhadap dunia usaha yang menyelenggarakann pengendalian vektor penyakit baik dalam bentuk bimbingan maupun pelatihan , selain itu adanya pengendalian vektor secara biologis maupun secara kimiawi
Pengendalian vektor nyamuk secara efektif adalah
BalasHapusdapat dilakukan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat dan manajemen lingkungan yang baik, sebagai contoh :
a. Menguras bak madi atau tempat penampungan air sekurang-kurangnya satu minggu sekali.
b. Mengganti atau menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali dan menutup dengan rapat tempat penampungan air.
c. Mengubur kaleng-kaleng bekas, ban bekas serta barang bekas lainnya di sekitar rumah.
d. Penggunaan Kelambu Celup (yang telah dicelup dengan cairan insektisida permetrin) sangat efektif untuk penanggulangan kontak langsung dengan serangga
e. Repellent (obat anti nyamuk) dalam bentuk oles (lotion) atau semprot (spray) (Dirjen P2M & PLP, 2004).
cara yang paling efektif dalam upaya pencegahan penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan hal-hal tersebut dengan 3M plus antara lain yaitu :
a. Menguras dengan menyikat tempat penampungan air.
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembangbiak di dalamnya.
c. Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan misalnya ban bekas, kaleng bekas, tempat minuman bekas dan lain-lain.
d. Memelihara ikan pemakan jentik.
e. Menabur larvasida.
f. Menggunakan kelambu.
g. Menggunakan obat nyamuk.
h. Menggunakan repellent.
i. Memeriksa jentik sekaligus PSN yang mencakup wilayah yang luas secara berkala dan berkesinambungan (Dinkesprov Jateng, 2006).
Cicik Kristina dewi fkm
BalasHapusPemberantasan vector nyamuk dapat kita kendalikan antara lain dengan cara :
1.Pemberantasan Sarang Nyamuk, dilakukan dengan kegiatan 3M (mengubur, menguras dan mengubur).
2. Pemasangan Ovietrap
Ovietrap adalah perangkap telur nyamuk, dengan meletakan tempat penampungan air di dalam maupun di luar rumah, dan membuang/mengganti airnya seminggu sekali.
3. Pengendalian Biologi
Menggunakan ikan predator larva
4.Pengendalian Kimia
Menggunakan bahan kimia, seperti fogging
RIA YUNITA, FKM
BalasHapusPengendalian vektor adalah usaha yang dilakukan dalam menurunkan populasi vector sehingga tidak membahayakan kesehatan masyarakat.
Upaya pengendalian vector nyamuk dapat digunakan beberapa metode, baik dari segi lingkungan maupun kimia.
Dari segi lingkungan dapat dilakukan dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk, dengan mengeringkan genangan air tempat berkembangbiaknya nyamuk, dan dapat juga dengan menggerakkan program 3M: Menguras bak mandi, Menutup tempat penampungan sampah, Mengubur barang bekas.
Dari segi kimia, dengan foging (menggunakan cairan kimia), serta memutus rantai kehidupan nyamuk.
Eko Listiono
BalasHapusFKM
NPM:13410035P
1.Secara Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), misalnya sarang nyamuk dengan cara mengeringkan genangan air yang menjadi tempat berkembangbiaknya, membakar sampah yang menjadi tempat lalat bertelur dan tempat-tempat persembunyian serangga pengganggu. Termasuk dalam pengendalian serangga adalah mencegah terjadinya kontak antara serangga dengan manusia, misalnya dengan memasang kawat kasa atau kawat nyamuk (insect-screen) di jalan angin, pintu atau jendela rumah.
2. Secara Biologi
Pengendalian secara biologi adalah pengendalian serangga dengan menggunakan predator (binatang pemangsa serangga), menyebarkan parasit penyebab penyakit pada serangga dengan tujuan untuk menurunkan populasinya secara alami tanpa mengganggu ekologi.
3. Secara Kimia
Bahan kimia yang banyak digunakan dalam pemberantasan Ae. aegypti ialah golongan organophospat. Malathion digunakan untuk memberantas nyamuk dewasa, sedangkan temephos digunakan untuk jentiknya. Malathion digunakan dengan cara pengasapan (fogging),
dapat dilakukan dengan memutus siklus rantai kehidupan nyamuk salah satunya Dengan memperhatikan keadaan atau lingkungan sekitar dengan melakukan 3M (Menguras, Mengubur dan menimbun) dan Menjaga kebersihan rumah seperti tidak menggantung pakaian secara sembarangan.
BalasHapusCara Pengendalian Vektor yang efektif yaitu :
BalasHapus1. Rajin membersihkan tempat air tergenang, misalnya bak kamar mandi. Membersihkan dapat dilakukan seminggu dua kali.
2. larvasida atau abate
3. Pengkabutan atau fogging
Fogging sebaiknya dilakukan bersamaan dengan penyebaran larvasida atau abate . Dengan cara ini, nyamuk dewasa dan larva bisa mati bersamaan. Larva juga tidak sempat tumbuh dewasa yang akan kembali mengganggu kehidupan manusia.
4. Menguras, Menutup, dan Menutup (3 M) tidak boleh dilupakan.
Langkah 3 M ini dilakukan untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
5. Menggunakan insektisida sebagai upaya menghalau gangguan nyamuk pada malam hari. akan tetapi harus diperhatikan dalam menjaga aturan pemakaian pada label pembasmi nyamuk.
Cara yang paling efektif dari pengendalian vektor adalah penatalaksanaan lingkungan, yang termasuk perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pemantauan aktivitas untuk modifikasi atau manipulasi faktor-faktor lingkungan dengan suatu pandangan untuk mencegah atau mengurangi perkembangan vektor dan kontak manusia-vektor-patogen. Serta dengan kegiatan :
BalasHapus1) Mengaktifkan Kembali Kader Jumantik
Kader jumantik agar dapat menjalankan tugasnya dengan optimal.
2) Diharapkan agar masyarakat dapat meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dimulai dari diri sendiri dan lingkungan seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
3) Untuk Kader Jumantik
Diharapkan agar dapat digalakkan kembali program kunjungan jumantik secara rutin dan memberikan informasi berupa penyuluhan bagi masyarakat tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) seperti melakukan 3M+ (menguras, menutup, mengubur,).
Pengendalian vektor nyamuk yang efektif yaitu dengan cara :
BalasHapus1. Pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M, yaitu
a. Menguras dengan menyikat tempat penampungan air.
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembangbiak di dalamnya.
c. Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan misalnya ban bekas, kaleng bekas, tempat minuman bekas dan lain-lain.
2. Menggunaan kelambu yang dicelup dengan insektisida atau penyemprotan ruangan di luar rumah
3. Memelihara ikan pemakan jentik
4. Memberikan bubuk abate pada tempat penampungan air
5. Menggunakan obat nyamuk
6. Melakukan fogging (pengasapan)
menurut saya buu,,
BalasHapusSalah satu upaya yang bisa dilakukan dalam pengendalian penyakit menular adalah dengan pengendalian vektor (serangga penular penyakit) untuk memutuskan rantai penularan penyakit. Faktor yang penting dalam pengendalian vektor adalah mengetahui bionomik vektor, yaitu tempat perkembangbiakan, tempat istirahat, serta tempat kontak vektor dan manusia.
Upaya pengendalian vektor dengan menggunakan bahan kimia ternyata tidak cukup aman, karena walaupun dapat menurunkan populasi vektor dengan segera, penggunaan bahan kimia yang berlebihan juga mempunyai dampak yang merugikan terhadap lingkungan, yaitu menurunnya kualitas lingkungan.
Selain menggunakan bahan kimia, pengendalian vektor juga bisa dilakukan dengan pengubahan lingkungan, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial,ekonomi, dan budaya.
Pengubahan lingkungan fisik dilakukan agar vektor tidak dapat berkembangbiak, istirahat, ataupun menggigit. Misalnya dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) untuk pengendalian vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terkenal dengan sebutan 3M yaitu Menguras Tempat Penampungan Air (TPA), Menutup TPA dan Menimbun barang-barang yang dapat menampung air hujan yang bisa menjadi tempat berkembangbiak nyamuk Aedes aegypti. Contoh lain yaitu dengan membersihkan saluran air menggenang yang dapat menjadi tempat berkembangbiak nyamuk penular penyakit kaki gajah (filariasis).
Pengubahan lingkungan sosial,ekonomi, dan budaya yaitu dengan mengubah perilaku masyarakat agar tidak terjadi kontak antara manusia dan vektor,misalkan dengan memasang kawat kasa pada ventilasi rumah agar nyamuk tidak masuk ke dalam rumah, atau memakai kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk.
Selama ini sebenarnya sebagian masyarakat sudah mengetahui cara pengendalian vektor penyakit dengan pengubahan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya. Namun demikian perlu kiranya peningkatan upaya-upaya tersebut agar pengendalian vektor sebagai salah satu cara pengendalian penyakit menular dapat berhasil dengan baik. Untuk itu diperlukan adanya kerjasama dari berbagai sektor terkait agar peran serta masyarakat dalam upaya pengendalian vektor ini dapat berjalan dengan baik, sehingga mengurangi resiko terjadinya penularan penyakit di masyarakat.
1. menggunakan senyawa kimia,dengan menggunakan insektisida merupakan salah satu metode pengendalian yang lebih populer di masyarakat dibanding dengan cara pengendalian lain.
BalasHapus2.Pengendalian vektor nyamuk secara biologis yang cukup efektif dan efesien adalah dengan melaksanakan 3M. Dengan langkah ini perkembangbiakan nyamuk dapat ditekan, selain itu tidak diperlukan biaya khusus untuk melaksanakn kegiatan ini.
ilham fadhil akbar
BalasHapuscara yang paling efektif dalam upaya pencegahan penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan hal-hal tersebut dengan 3M plus antara lain yaitu :
a. Menguras dengan menyikat tempat penampungan air.
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembangbiak di dalamnya.
c. Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan misalnya ban bekas, kaleng bekas, tempat minuman bekas dan lain-lain.
d. Memelihara ikan pemakan jentik.
e. Menabur larvasida.
f. Menggunakan kelambu.
g. Menggunakan obat nyamuk.
h. Menggunakan repellent.
i. Memeriksa jentik sekaligus PSN yang mencakup wilayah yang luas secara berkala dan berkesinambungan
Terdapat beberapa cara pengendalian vektor nyamuk. Beberapa usaha pencegahan dan pengendalian terhadap serangan nyamuk demam berdarah dengue tidak akan berjalan jika dilakukan secara simultan dan terpadu. Jika salah satu lingkungan saja tidak ikut berpatisipasi, lingkungan tersebut bisa menjadi sumber infeksi serangan nyamuk demam berdarah.
BalasHapusSecara Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), misalnya sarang nyamuk dengan cara mengeringkan genangan air yang menjadi tempat berkembangbiaknya, membakar sampah yang menjadi tempat lalat bertelur dan tempat-tempat persembunyian serangga pengganggu. Termasuk dalam pengendalian serangga adalah mencegah terjadinya kontak antara serangga dengan manusia, misalnya dengan memasang kawat kasa atau kawat nyamuk (insect-screen) di jalan angin, pintu atau jendela rumah (Soedarto, 1992).
Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaran vektor.
Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M+1T (Wikipedia, 2008), yaitu:
Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi.
Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu unutk bertelur.
Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.
Telungkupkan barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.
Secara Biologi
Pengendalian secara biologi adalah pengendalian serangga dengan menggunakan predator (binatang pemangsa serangga), menyebarkan parasit penyebab penyakit pada serangga dengan tujuan untuk menurunkan populasinya secara alami tanpa mengganggu ekologi (Soedarto, 1992). Contoh Predator tersebut terdiri dari Ikan pemakan larva yaitu ikan kepala timah, cupang dan gambus yang sudah semakin banyak digunakan untuk mengendalikan nyamuk Ae. aegypti di kumpulan air yang banyak atau di kontainer air yang besar, bakteri penghasil endotoksin yaitu Bacillus Thuringies serotipe H-14 (Bt: H-14) dan Bacillus sphaericus(Bs) adalah efektif untuk mengendalikan nyamuk.
Secara Kimia
Bahan kimia yang banyak digunakan dalam pemberantasan Ae. aegypti ialah golongan organophospat. Malathion digunakan untuk memberantas nyamuk dewasa, sedangkan temephos digunakan untuk jentiknya. Malathion digunakan dengan cara pengasapan (fogging), karena kebiasaan beristirahat Ae. aegypti ialah pada benda yang bergantungan. Temephos yang biasa digunakan berebentuk butiran pasir (sandgranules) dan ditaburkan di tempat penampungan air. Penggunaan larvasida ini dalam posisi 1 ppm mampu mencegah infestasi jentik Ae. aegypti selama 2 - 3 bulan. Pengaruh residu temephos ini disebabkan karena bahan aktifnya dilepas secara perlahan (slow release) dan menempel pada pori – pori dinding sebelah dalam dari tempat penampungan air.
Upaya lain dalam memutus mata rantai kehidupan nyamuk yakni dengan perangkap telur (ovitrap). Ovitrap adalah alat pemancing nyamuk untuk bertelur di dalamnya. Ketika telur berkembang menjadi nyamuk dewasa, nyamuk akan terperangkap di dalam ovitrap, dan akhirnya mati (Anonimous, 2008). Ovitrap dapat berupa bejana, misalnya, cangkir (cup) kaleng (seperti bekas kaleng susu atau gelas plastik) yang dinding sebelah dalamnya di cat hitam, dan ember kemudian diberi air secukupnya. Ke dalam bejana tersebut dimasukkan paddle berupa potongan kayu, bilah bambu atau kain yang tenunannya kasar dan berwarna gelap sebagai tempat meletakkan telur bagi nyamuk
Pengendalian vektor adalah upaya menurunkan faktor risiko penularan oleh vektor dengan meminimalkan habitat potensial perkembangbiakan vektor, menurunkan kepadatan dan umur vektor untuk mengurangi kontak vektor dengan manusia atau memutus rantai penularan penyakit
BalasHapusNM. Trankko Negara, menjawab
BalasHapuscara menanggulanginya ialah dengan beberapa cara seperti:
a. memodifikasi lingkungan, dimulai dari lingkungan rumah sekitar seperti menimbun genagan air yang tidak mengalir dengan baik.
b. mengendalikan vektor secara biologis, dengan memutus siklus hidupnya terutama dalam masa jentik. hal ini dapat dilakukan dengan 3M, menguras bak mandi secara teratur, menutup tempat penampungan air, menimbunsampah yang berpeluang untuk tergenangnya air. serta bagi pemilik kolam dirumah dengan menghadirkan predator dari jentik nyamuk, seperti ikan peliharaan.
c. senyawa kimia, hal ini dilakukan dengan menyemprotkan insectisida dilingkungan sekitar. atau dapat juga dilakukan dengan pengasapan.
Pengendalian vektor nyamuk secara efektif adalah
BalasHapusdapat dilakukan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat dan manajemen lingkungan yang baik, sebagai contoh :
a. Menguras bak madi atau tempat penampungan air sekurang-kurangnya satu minggu sekali.
b. Mengganti atau menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali dan menutup dengan rapat tempat penampungan air.
c. Mengubur kaleng-kaleng bekas, ban bekas serta barang bekas lainnya di sekitar rumah.
d. Penggunaan Kelambu Celup (yang telah dicelup dengan cairan insektisida permetrin) sangat efektif untuk penanggulangan kontak langsung dengan serangga
e. Repellent (obat anti nyamuk) dalam bentuk oles (lotion) atau semprot (spray) (Dirjen P2M & PLP, 2004).
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam upaya pengendalian nyamuk Aedes aegypti, yaitu :
BalasHapus1. Lingkungan Fisik
Pengendalian nyamuk Aedes aegypti dari segi lingkungan fisik dapat dilakukan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat dan manajemen lingkungan yang baik, sebagai contoh :
a. Menguras bak madi atau tempat penampungan air sekurang-kurangnya satu minggu sekali.
b. Mengganti atau menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali dan menutup dengan rapat tempat penampungan air.
c. Mengubur kaleng-kaleng bekas, ban bekas serta barang bekas lainnya di sekitar rumah.
d. Penggunaan Kelambu Celup (yang telah dicelup dengan cairan insektisida permetrin) sangat efektif untuk penanggulangan kontak langsung dengan serangga
e. Repellent (obat anti nyamuk) dalam bentuk oles (lotion) atau semprot (spray) (Dirjen P2M & PLP, 2004).
2. Lingkungan Biologis
a. Pengendalian secara biologis untuk mengendalikan populasi nyamuk vektor penyakit masih dipakai dalam skala kecil. Penggunaan ikan pemakan larva (Gambusia affanis dan Poecilia reticulata) telah semakin banyak digunakan untuk mengendalikan nyamuk Anopheles stephensi dan Ae. aegypti dikumpulan air yang banyak atau di kontainer air yang besar. Sementara penggunaan bakteri, terdapat dua spesies bakteri penghasil endotoksin, yaitu Bacillus thuringiensis serotipe H-14 dan Bacillus sphaericus, yang efektif utuk pengendalian nyamuk (Anies, 2006).
b. Penaburan bubuk Abate pada tempat-tempat penampungan air efektif dilakukan tetapi memakan biaya yang cukup mahal (Widodo, 2007).
Cara yang paling efektif dalam upaya pencegahan penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan hal-hal tersebut dengan 3M plus antara lain yaitu :
a. Menguras dengan menyikat tempat penampungan air.
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembangbiak di dalamnya.
c. Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan misalnya ban bekas, kaleng bekas, tempat minuman bekas dan lain-lain.
d. Memelihara ikan pemakan jentik.
e. Menabur larvasida.
f. Menggunakan kelambu.
g. Menggunakan obat nyamuk.
h. Menggunakan repellent.
i. Memeriksa jentik sekaligus PSN yang mencakup wilayah yang luas secara berkala dan berkesinambungan (Dinkesprov Jateng, 2006).
3. Fogging (Pengasapan)
Nyamuk Ae. aegypti dapat diberantas dengan fogging (pengasapan) racun serangga yang dipergunakan sehari-hari. Melakukan pengasapan saja tidak cukup, karena dengan pengasapan itu yang mati hanya nyamuk dewasa saja. Selama jentiknya tidak di basmi setiap hari akan muncul nyamuk yang baru menetas dari tempat perkembang biaknya, karena itu cara yang tepat adalah memberantas jentiknya yang di kenal dengan istilah PSN DBD yaitu singkatan dari Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (Dinas Kesehatan Bonebolango, 2009).
Fogging bertujuan untuk memutuskan rantai penularan penyakit dengan membunuh secara langsung nyamuk dewasa sehingga populasinya menurun. Pada umumnya digunakan dalam kegiatan pengendalian atau pemberantasan nyamuk vektor Demam Berdarah Dengue. Pelaksanaan fogging dilakukan dua siklus dengan interval satu minggu. Siklus pertama bertujuan membunuh nyamuk yang mengandung virus Dengue (nyamuk infektif). Akan segera muncul nyamuk baru yang diantaranya akan menghisap darah penderita viremia (infeksi yang menyebar dalam darah) yang masih ada sehingga dapat menimbulkan terjadinya penularan kembali. Oleh karena itu dilakukan siklus kedua (Dirjen P2M & PLP, 2004).
pengendalian vektor nyamuk yang efektif adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan,dan selalu mengingat 3M(menguras,menutup,menimbun),sering-sering menguras bak mandi,menutup tempat penampungan air,dan selalu menimbun barang-barang bekas yg ada dilingkungan sekitar.sehingga dapat tercapinya program pembrantasan sarang nyamuk.
BalasHapuspengendalian vektor nyamuk yang efektif yaitu dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat dan manajemen lingkungan yang baik, sebagai contoh :
BalasHapusa. Menguras bak madi atau tempat penampungan air sekurang-kurangnya satu minggu sekali.
b. Mengganti atau menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali dan menutup dengan rapat tempat penampungan air.
c. Mengubur kaleng-kaleng bekas, ban bekas serta barang bekas lainnya di sekitar rumah.
d. Penggunaan Kelambu Celup (yang telah dicelup dengan cairan insektisida permetrin) sangat efektif untuk penanggulangan kontak langsung dengan serangga.
e. Penaburan bubuk Abate pada tempat-tempat penampungan air.
Langkah Menguras, Menutup, dan Menutup (3 M) tidak boleh dilupakan.
BalasHapusLangkah 3 M ini dilakukan untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Apabila perlu, masyarakat dapat mengganti bak mandi menjadi shower untuk meminimalisir kesempatan nyamuk bertelur.
Masyarakat juga dapat menggunakan insektisida sebagai upaya menghalau gangguan nyamuk pada malam hari. Namun pentingnya menjaga aturan pemakaian pada label pembasmi nyamuk. Hal ini untuk mengurangi residu dan menjaga nyamuk tidak resisten terhadap insektisida. Aturan pemakaian juga harus ditaati untuk menghindari masyarakat dari risiko keracunan obat pembasmi nyamuk.
HABIB NASUTION
BalasHapusCara pengendalian vektor yang efektif
1. Selalu menjaga kebersihan lingkungan, lingkungan adalah tempat alami hidup nyamuk. dari lingkunganlah semua berkembang, jika lingkungan terkendali maka perkembangan nyamuk dilingkungan juga akan terkendali.
2. melalui pelaksanaan program-program pemerintah seperti fogging, 3M, dan penaburan bubuk abate, upaya ini berfungsi untuk mengendalikan vektor yang sudah terlanjur berkembang agar tidak berubah menjadi nyamuk.
3. dengan memelihara musuh alami nyamuk seperti, ikan yang dipelihara dikolam sekitar rumah.
M. Halfani Solihin
BalasHapusupaya yang dapat dilakukan adalah:
Dengan menjaga kebersihan lingkungan, melaksanankan 3M, fogging, penaburan bubuk abate.